Rabu, 03 Desember 2025

“OPERASI MALAM TANPA BAYANG”

 TNI di Gaza


“OPERASI MALAM TANPA BAYANG”

Malam itu, kota Arzala dalam dunia alternatif tenggelam dalam hujan asam tipis yang membuat setiap permukaan berkilau seperti kaca pecah. Lampu jalan hanya tersisa sedikit, dan bayangan gedung-gedung yang retak menari-nari seperti hantu.

Tim Garuda Elit, unit paling berpengalaman dari Koalisi Nusantara, menyusuri jalan sempit menuju gudang bawah tanah yang menjadi markas Kelompok Sang Bayangan, organisasi kriminal teknologi yang dikenal kejam. Misi mereka jelas: hentikan eksperimen senjata bio-elektrik sebelum diaktifkan.

Kapten Arya Wicaksono, pemimpin tim, memeriksa tablet holografik yang menampilkan layout gedung. “Sensor termal menunjukkan delapan target bergerak cepat di lantai dasar. Semua bersenjata lengkap.”

Letnan Mira, pengintai canggih, menatap layar. “Mereka memindahkan sesuatu—benda besar, berat, berenergi tinggi.”

Arya menghela napas. “Persis seperti intel kita. Kita tidak bisa membiarkannya keluar.”


Mereka memasuki gudang lewat ventilasi. Gelap. Sempit. Bau logam dan listrik terbakar menyengat hidung. Setiap langkah mereka diukur. Setiap napas dijaga.

“Siap,” bisik Arya. “Misi silent taktis. Tidak ada alarm.”

Namun begitu mereka mendekati lantai dasar, suara logam bergesekan terdengar. Delapan penjaga tampak muncul, memegang senjata eksperimental yang memancarkan cahaya biru redup.

“Kontak!” Mira berbisik.

Arya memberi isyarat tangan. Tim Garuda membentuk formasi bayangan, bergerak seperti satu makhluk. Serangan mereka cepat, senyap, namun mematikan.
Hanya beberapa detik, delapan penjaga terjatuh tanpa sempat menembak.

“Lanjutkan!” Arya memberi aba-aba.


Di ruang utama, mereka menemukan sesuatu yang lebih mengerikan: sebuah kapsul bio-elektrik setinggi dua meter, dikelilingi kabel dan panel biru yang berdengung. Cahaya dari kapsul itu menyorot wajah Arya, membuat matanya membesar.

“Ini… bisa membakar seluruh distrik dengan energi ion bio,” kata Mira lirih.

Tiba-tiba, alarm otomatis berbunyi — sensor gerak internal Kelompok Sang Bayangan aktif.
Bahkan bayangan yang mereka tinggalkan di lantai memicu alarm.
Lampu strobo menyala merah. Kapsul bergetar liar.

Arya menatap timnya. “Ini bukan misi silent lagi. Evakuasi kapsul, sekarang!”

Mereka mengangkat kapsul dengan rangka portabel. Kabel menyala di tangan mereka. Energi dari kapsul membuat setiap langkah terasa berat, seperti memindahkan bumi mini.
Namun suara langkah berat lain terdengar dari atas: penjaga cadangan muncul, lebih agresif dan lebih banyak.

“Formasi tempur!” Arya berteriak.


Pertempuran meletus. Peluru biru neon memantul dari permukaan logam. Setiap gerakan harus presisi, karena kapsul terlalu berbahaya untuk terkena tembakan atau benturan.
Sersan Jaka menahan serangan dari kanan, sementara Mira melompat ke atas rak baja untuk menembus posisi musuh dengan senjata non-lethal.
Arya mengatur ritme tim, memastikan kapsul tetap stabil.

Seorang penjaga mencoba menyeruduk kapsul dengan bom kecil.
Arya menendangnya, bom itu meledak kecil di tanah, memercikkan api namun kapsul tetap utuh.

“Lanjut ke pintu darurat!” Arya teriak.

Mereka bergerak cepat, membawa kapsul melewati koridor yang runtuh. Setiap tikungan terasa seperti perangkap.

Di tikungan terakhir, ledakan besar dari lantai bawah membuat seluruh gudang bergetar. Debu menutupi pandangan. Kapsul hampir terjatuh.
Arya menahan dengan seluruh kekuatannya. Mira menempel di sisi lain. Tim mengangkat bersama-sama, perlahan tapi pasti.

Akhirnya, mereka mencapai pintu keluar. Hujan asam mengguyur mereka, membuat kapsul berkilau di tengah gelap malam.


Di luar, kendaraan evakuasi menunggu.
Arya meletakkan kapsul di tempat aman. Napas tim tersengal, tubuh mereka basah dan lelah, tapi hidup.

Mira menatap Arya. “Kalau kita terlambat satu menit, kapsul itu akan….”

Arya mengangguk. “Seluruh distrik akan hilang. Tapi malam ini… kita selamatkan nyawa ribuan orang.”

Tim Garuda berdiri di tengah hujan asam, dengan kapsul aman di kendaraan, dan bayangan kota yang kacau di belakang mereka.

“Operasi malam tanpa bayang selesai,” kata Arya.

Dan di tengah hujan dan reruntuhan, tim elit itu tahu satu hal:
Mereka bukan hanya pasukan. Mereka adalah penyelamat di dunia yang gelap.